“Internet, Dunia Baru untuk Bersosialisasi”

Globalisasi mengacu pada keseragaman hubungan dan saling keterkaitan antara negara dan masyarakat yang membentuk system dunia modern. Menurut Kennedy dan Cohen, transformasi ini telah membawa kita pada globalisme yaitu sebuah kesadaran dan pemahaman baru bahwa dunia adalah satu. Sejalan dengan itu, Peter Drucker menyebutkan globalisasi sebagai zaman transformasi social. Sehingga akhirnya globalisasi mengacu pada kenyaaan bahwa kita semua semakin hidup dalam ‘satu dunia’, sebuah desa global ‘global village’ yang mengakibatkan terjadinya saling ketergantungan.

Global village dapat dilihat dari beberapa ciri globalisasi yaitu deteritorialisasi dimana batas geografis tidak lagi ada, transnasionalisasi dimana terjadi hal yang melewati batas-batas antar negara, serta multilokal dan translokal dengan kecendrungan besar bahwa globalisasi tidak membunuh local tapi justu merangsang dan memperkuat daya hidup lokalitas (Ignas Kleden, 2004).

Globalisasi yang bersifat multidimensional menyebabkan menguatnya ruang pribadi, kebebasan berekspresi, pengembangan ide-ide, terjadinya era persaingan/ kompetisi, naiknya intensitas hubungan antar budaya, norma social, kepentingan serta ideology antar bangsa.

Dampak dan pengaruh globalisasi juga terjadi di berbagai aspek kehidupan, mulai dari politik, ekonomi, social, hingga budaya. Salah satu perubahan yang paling terasa terjadi dalam konsep ruang dan waktu, dimana dengan banyaknya teknologi informasi yang berkembang seperti handphone, satelit, dan internet membuat semua orang dari seluruh penjuru dunia bisa terhubung dalam hitungan detik.

Perkembangan teknologi informasi ini mempengaruhi ranah komunikasi, new media atau internet adalah salah satunya. Dari data ditunjukkan bahwa internet digunakan oleh 1,46 miliar (21,9%) penduduk dunia dan akan terus tumbuh. Sedangkan di Indonesia sendiri, Internet digunakan oleh 30 juta (12,5%) per December 2009. Internet tumbuh 1.150% (2000-2009) (Internet world statistic).

Tingginya angka pengguna internet di Indonesia ini juga berpengaruh terhadap perubahan komunikasi bahkan kehidupan social para pengunanya. Masyarakat Indonesia yang umumnya dulu berkomunikasi dan bersosialisasi dengan bertatap muka langsung seperti dalam arisan, kumpul reuni, saling berkunjung ke rumah, mengobrol, dsb kian bergeser ke ranah online communication, sebut saja chat melalui YM/ Gtalk, Skype, wall FB, update status FB, Twitt dan re-twitt, bercerita di Blog, berdiskusi di Forum, dsb.

Perkembangan internet diklarifikasi akan tumbuh menjadi media hubungan sosial yang fundamental, internet memiliki peluang untuk mengembangkan hubungan antarpribadi karena dengan internet one to one relations (personal touch) dapat dibangun secara simultan melalui situs seperti chat room dan bulletin.

Fenomena social ini terjadi di semua kalangan umur. Anak SD yang banyak memalsukan umur mereka agar bisa terdaftar dalam account FB, kalangan remaja yang selalu memperbaharui status FB mereka, Twitter yang selalu update tiap detiknya dari semua user twitter, orang dewasa yang menjadi blogger untuk mengeluarkan segala kritik dan sarannya untuk dunia politik, dsb. Social network ini juga tidak hanya diminati oleh perseorangan/ individual, banyak perusahaan bonafit dengan skala international juga menggunakannya sebagai ajang merangkul para konsumennya dan pemerintah pun tidak mau kalah dengan banyaknya situs-situs resmi department yang dapat ditemukan dalam Internet.

Melalui internet, komunikasi kian terfasilitasi. Setiap orang dapat melakukan komunikasi dua arah layaknya mengobrol pada umumnya, interaktif, respon yang cepat, sembari berkomunikasi mampu menghubungkan dengan konten lainnya (link content), serta tentu saja lebih hemat.

Salah satu social network yang digemari masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia adalah Facebook. Facebook adalah situs web jejaring sosial yang diluncurkan pada 4 Februari 2004. Perkembangan facebook kian terasa karena situs ini dijadikan media silaturahmi antar teman lama, teman baru dan keluarga, media diskusi dan pertukaran informasi, sarana membangun komunitas kelompok tertentu. Situs ini mempercepat globalisasi dengan cara saling berhubungan antara negara yang satu dengan yang lain.  Sosialisasi masyarakat terjadi di dalamnya, seperti mencari teman, chat, wall, status, comment, share foto dan video, serta suggest friend untuk memperkenalkan teman yang kita punya kepada teman lain kita.

Twitter juga kian hip dikalangan remaja hingga dewasa, situs jejaring social yang lebih simple dari facebook ini berhasil menjadi ajang curhat semua penggunanya. Kita bisa melihat berapa ribu twitt yang terjadi dalam satu detik. Komunikasi yang terjadi di dalamnya kian meluas ketika follower mere-twitt apa yang telah di twit oleh user, komunikasi ini kian terjadi per sekon tanpa mengenal tempat dan waktu.

Kaskus.us yang kini menjadi situs forum terbesar di Indonesia juga menjadi bukti betapa masyarakat mulai mengganti gaya sosialisasi mereka dengan hanya duduk diam di depan internet. Dalam situs ini kita bisa mendapat segala bentuk informasi yang dibutuhkan, berdiskusi dengan siapapun, membuat komunitas sesuai keinginan bersama para kaskuser, hingga bertransaksi jual beli, dsb.

Komunikasi yang terjadi di dunia Internet memang terasa menyenangkan dan memudahkan para penggunanya untuk menembus batas waktu dan jarak. Banyak anggapan yang mengatakan bahwa bersosialisasi di internet sama saja dengan di dunia nyata, dan tidak sedikit yang mengatakan bahwa dengan memiliki social network di internet seseorang akan terlihat lebih sosialis. Namun di balik itu semua, ternyata bersosialisasi melalui internet dapat membuat seseorang menjadi anti sosial sehingga merusak interaksi antar manusia dan kehidupan socialnya di dunia nyata.

Hal ini dapat terlihat dari berbagai contoh seperti : turunnya kinerja para karyawan perusahaan, dosen, dan mahasiswa yang bermain Internet saat sedang bekerja, interaksi melalui internet mengurangi waktu kerja. Berkurangnya perhatian terhadap keluarga, ini terjadi karena orang tua semakin sedikit waktunya dengan anak-anak dan keluarga mereka. Tergantikannya kehidupan sosial karena sebagian orang merasa cukup dengan berinteraksi lewat Internet sehingga mengurangi frekuensi bertemu muka. Batasan ranah pribadi dan sosial yang menjadi kabur, karena seseorang bebas menuliskan apa saja, sering kali tanpa sadar menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan ke lingkup sosial. Tersebarnya data penting yang tidak semestinya, seringkali pengguna Internet tidak menyadari beberapa data penting yang tidak semestinya ditampilkan secara terbuka. Pornografi, sebagaimana situs jejaring sosial lainnya tentu ada saja yang memanfaatkan situs semacam ini untuk kegiatan berbau pornografi. Kesalahpahaman, seperti kasus pemecatan seorang karyawan gara-gara menulis yg tidak semestinya di Internet, juga terjadi penuntutan ke meja pengadilan gara-gara kesalahpahaman di Internet. Sosialisasi melalui Internet juga mendegradasi budaya asli para penggunanya.

 

Tinggalkan komentar